21/10/2023

Tuduhan terhadap Al-Qur'an yang bukan firman Allah.

SUATU BANTAHAN DARI PERTANYAAN:

Kok bisa-bisanya umat Islam percaya begitu saja pada Al-Qur’an, tanpa berfikir sedikitpun bahwa itu adalah karangan Muhammad saja. Tidak ada bukti jika itu adalah wahyu dan juga tidak ada saksi yang langsung menyaksikan kalau itu memang wahyu yang benar-benar turun dari Allah SWT.

,,,,

Salah satu hikmah, yaitu kita diberikan akal pikiran dan mampu menggunakan akal pikiran itu sebaik-baiknya , sehingga jelaslah mana kebenaran yang sebenar-benarnya dan bukan kebenaran yang dipoles dan dipaksakan supaya benar.

Saya juga mempertanyakan hal yang demikian, jalan satu-satunya untuk menemukan jawabannya adalah dengan berpikir mengunakan analogi-analogi, logika yang tersusun dari premis-premis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Demikianlah Allah mengajarkan kami mencari jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan, sehingga banyak ayat Al-Qur,an yang redaksinya memerintahkan untuk berfikir.

Ok langsung ke pokok masalah:

Maka untuk membantah pertanyaan atau statement tersebut menjadi 3 bagian Yaitu:

1. Kesaksian orang-orang ketika Nabi SAW di utus yang tercatat dalam sejarah.

2. Dengan menelusuri pribadi dan segala hal yang berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW.

3. Dengan menguji Al-Qur’an itu sendiri.

Penjelasan yang akan di narasikan disini hanya membahas tentang poin yang no 1.

Adapun metodenya adalah dengan mengemukakan kesaksian orang-orang yang hidup semasa atau bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW, yang tercatat oleh sejarah. 

Kita mulai:

1. Kesaksian Al Walid bin Mughirah.

Al walid bin mughirah adalah seorang yang diakui oleh penduduk Mekkah sebagai orang yang paling pintar dan cerdas pada saat itu. Pada masa itu, Al walid di utus oleh pemuka Quraisy untuk berdebat dengan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana debatnya silahkan di searching,

Best scene:

Setelah Al walid berdebat dan kembali kepada pemuka Quraisy dan beliau mengadakan temu wicara yg bunyinya:

Al walid: "Demi Tuhan, aku telah mendengar perkataan yang belum pernah aku dengar sebelumnya, ketahuilah sungguh perkataan Muhammad ( Muhammad mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an) itu sangat indah dan juga sangat jelas. Dan memang perkataan itu akan menang dan tidak terkalahkan".

Pemuka Quraisy: "Hai Walid apakah kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu?".

Al walid: "Tidak, demi Tuhan tidak, Cuma aku belum pernah mendengar perkataan seperti itu".

Pemuka Quraisy: "mungkin itu Cuma syair-syair".

Al walid: "Tidak seorangpun dari kalian yang lebih mengetahui syair melebihi saya, dan itu bukan syair".

Pemuka Quraisy: "Berarti Muhammad itu adalah seorang peramal atau penyihir".

Al Walid: "Aku tahu semua hal yang berhubugan dengan peramal dan aku telah menemui banyak penyihir di jazirah Arab dan tidak ada sedikitpun aku temui kedua hal itu pada Muhammad".

2. Kesaksian dari Heraklius.

Flavius Heraklius Augustu (641 M), adalah seorang kaisar Byzantium atau raja Romawi.

Suatu ketika terjadilah dialog antara Abu Sufyan dengan Heraklius. Abu sufyan menceritakan tentang seorang dari masyarakatnya mengaku menjadi Nabi. Adapun tujuan Abu sufyan adalah untuk mencari dukungan untuk memerangi Nabi Muhammad SAW. Apa isi dialog antara Abu sufyan dan Nabi silahkan di searcing.

Dari dialog antara Abu Sufyan dan Heraklius, secara garis besar, Heraklius-lah yang selalu mengajukkan pertanyaan. Karena Heraklius bertanya tentang apa yg sdh diketahuinya jawabannya. Dan jika jawaban Aby Sufyan sama dengan jawaban yang diketahuinya, maka benarlah apa yang di perkirakannya. Dan ketika semua jawaban yang di berikan oleh Abu Sufyan itu sangat cocok dengan semua perkiraan jawaban yang diketahuinya. Karena semua jawaban dari pertanyaan yang di ajukannya itu diketahuinya dari injil. Sebab injil telah menerangkan tentang kemuculan Nabi terkakhir secara terperinci.

Best Scene:

Kemudian Heraklius berkata: "Pasti dia (Muhammad) akan menguasai kerajaan yang ada dibawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga dia tidak ada diantara kalian sekarang ini. Seandainya aku tahu jalan untuk menemuinya hingga aku sudah berada disisinya pasti aku akan basuh kedua kakinya".

3. Kesaksian dari Abdullah bin Salam.

Abdullah bin Salam adalah seorang Rahib yahudi atau pemuka agama yahudi pada saat itu datang menemui Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya:

Abdullah bin Salam: "Ada 3 hal yang akan saya tanyakan. Dan jawabannya ada dalam Taurad disebutkan bahwa yang mengetahui jawabannya hanya para Nabi. (Apa ketiga pertanyaan dan jawaban itu silahkan di searcing).

Dan setelah Nabi menjawab semuanya dengan benar, Maka Abdullah bin salam berkata: "Aku bersaksi Bahwa engkau Rasul Allah".

4. Kesaksian dari Buhaira.

Buhaira adalah seorang pendeta yang selalu mencari tanda-tanda dan informasi akan kedatangan Nabi terakhir. Dan semua tanda-tanda itu telah diterangkan dalam kitab yang diimaninya. Hingga pada satu ketika dia melihat satu kafilah dagang, kemudian dia mengundang mereka untuk memenuhi jamuan makannya. Kafilah dagang itu adalah kafilah dagang Abu Thalib paman Nabi SAW, yang mana Nabi (16 Tahun) ikut dalam kafilah dagang itu..

Best scene:

Buhaira: “Apa hubunganmu dengan anak kecil itu?”

Abu Thalib: "Dia anakku".

Buhaira: "Ia bukan anakmu, dan semestinya anak itu tidak memiliki ayah yang masih hidup".

Abu Thalib: "Ia keponakanku, Ayahnya telah meninggal ketika ibunya masih mengandung dia".

Buhaira: "Bawahlah segera pulang anak itu dan jagalah dia dari orang-orang yahudi. Demi Allah, jika mereka melihatnya dan mengetahui anak itu seperti yang aku ketahui dengan memperhatikan ciri-cirinya, maka mereka akan menyakitinya. Putra saudaramu ini akan mengemban tugas yang sangat agung".

5. Kesaksian dari Nastura.

Nastura adalah pendeta Nasrani yang berdiam di antara Mekkah dan Syam. Dia mengetahui akan kedatangan seorang Nabi terakhir. Dia termasuk orang yang ingin mencari sosok Nabi itu dengan memperhatikan ciri-ciri dan tanda-tanda seperti yang telah diterangkan dalam Injil. Setiap hari dia selalu memperhatikan kafilah dagang yang melewati gerejanya. Pada suatu ketika lewatlah Nabi Muhammad (25 Tahun) dengan Kafilah dagangnya menuju Syam .

Di dekat gerejanya itu ada sebuah pohon yang menurut keyakinannya Nastura dan yang di tuliskan dalam Injilnya , tidak akan singgah dan berteduh seorang dibawah pohon itu kecuali seorang Nabi. Dan kafilah dagang nabi berhenti di situ, kemudian Nabi berteduh di situ. Kemudian Nastura memanggil Maisarah pembantu Nabi dalam berdagang.

Best Scene:

Setelah bertanya banyak, sehingga sampailah pada pertanyaan

Nastura: "Apakah pada kedua matanya (Nabi Muhammad) ada semacam warna merah yang khas?".

Maisarah: "Ya, lalu kenapa anda bertanya tentang dia sebegitu detailnya?".

Nastura: "Ketahuilah wahai anak muda, yang sedang bersamamu sekarang adalah seorang Nabi yang ditunggu".

6. Kesaksian dari Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza.

Waraqah bin Naufal adalah seorang pendeta Nasrani yang tinggal di Mekkah yang juga merupakan paman dari Khadijah r.a. istri Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad pertama kali menerima wahyu dan merasa ketakutan. Mendapati suaminya dengan keadaan seperti ini, maka Khadijah membawa Nabi Muhammad SAW kepada pamannya Waraqah bin Naufal. Nabi SAW menceritakan segala hal yang baru saja dialaminya.

Best Scene:

Waraqah: "Allahu Akbar. Yang datang kepadamu adalah Namus Akbar, yang telah datang kepada Musa a.s. Saya berharap bila aku masih hidup saat engkau resmi diutus Allah, pastilah aku akan menjadi penolongmu saat engkau diperangi dan dikeluarkan oleh kaummu.

Nabi SAW: "Apakah mereka akan mengeluarkanku?".

7. Kesaksian dari Ashamah bin Abjar.

Ashamah bin Abjar adalah seorang raja Najasyi di negeri Habasyah. Peristiwa ini terjadi setelah Nabi Muhammad SAW, resmi di utus menjadi Rasul. Ketika itu semua kaum muslimin mendapat tekanan hebat dari penduduk Quraisy yang menentang ajaran Nabi SAW. Sehingga pada waktu itu Nabi membolehkan sebahagian dari kaum muslimin hijrah meminta suaka ke Habasyah.

Mengetahui hal ini, penduduk Quraisy mengutus Amr bin Ash meminta kepada raja Habasyah agar memulangkan semua kaum muslimin ke mekah. Pada saat itulah terjadi dialog antara raja Habasyah dengan dua orang Quraisy yang saling bertentangan, tujuannya sebagai pertimbangan Najasyi memutuskan akan mengabulkan permintaan Amr bin Ash atau tidak.

Di pihak muslim di wakili oleh Ja’far bin Abu Thalib.

Setelah terjadi dialog panjang, tanya jawab dari ketiganya. Maka keluarlah kata-kata dari Ashamah bin Abjar.

Best Scene:

Ketika Ja’far bin Abu Thalib membacakan QS Maryam ayat ke-14, air mata raja Najasyi menetes terharu, karena tergugah dengan ayat terebut, sehingga:

Najasyi: "Demi Allah, tidak ada perbedaan ajaran Isa bin Maryam dan Nabi kalian”.


Demikianlah kesaksian-kesaksian orang-orang dimasa itu yang mengakui kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang mana mereka bukanlah seorang muslimin dan bukan dari orang kebanyakan. Tapi mereka termasuk orang-orang yg terpilih dengan kapabilitasnya masing-masing.

Wassalam.

Created by:

Dudi Iskandar