10/05/2017

Haram Merayakan Natal Dan Tahun Baru Bagi Umat Islam.


Allah swt telah memuliakan umat ini dengan Islam, dan memerintahkan untuk mengimplementasikan-nya. Allah telah menurunkan Islam sebagai cara hidup yang unik. Sebuah pola yang berbeda dalam masalah konsepnya dan peraturan-peraturannya, sebagai sesuatu yang sempurna dan sistem menyeluruh yang mengatur semua urusan kehidupan. Allah swt berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran 3 : 110).

Namun, sejak Islam diabaikan dari kehidupan sehari-hari sebagai sebuah sistem peraturan, umat telah melaksanakan hal-hal yang buruk dan semakin bertambah buruk; aturan orang-orang kafir telah diimplementasikan atas umat ini dan konsep-konsep kufur telah mendominasi mereka. Invasi barat dengan budaya busuk dan hina dina itu telah berhasil merusak dien Islam, moral umat dan menjadikannya tak bernilai.

Slogan barat telah di adopsi oleh kaum Muslimin melalui perayaan-perayaan dan festival-festival barat. Budaya rusak barat ini telah dibantu oleh para penguasa yang mengabdikan dirinya untuk memisahkan Islam dari kehidupan dan melakukan perang pemikiran dan menanamkan konsep-konsep buruknya, kemudian memaksa umat untuk masuk pada apa yang barat selalu inginkan, yakni menjadi individu yang sekuler.

Salah satu dari banyak konsep budaya yang dipaksakan oleh barat atas kaum Muslimin adalah perayaan natal dan tahun baru. Kita memohon pada Allah swt agar tidak membiarkan diri kita melihat suatu hari dimana kaum Muslimin merayakan hari jadi orang-orang Yahudi (hari raya Yahudi) dan juga melakukan perayaan Natal. Ini sungguh menyedihkan dan ironis sekali untuk menyaksikan dengan mata sendiri kejadian dan mendengar berita tentang pembunuhan masal, pengusiran dan penghinaan terhadap kaum Muslimin di tangan barat pada hari Natal.

Musuh-musuh Islam di seluruh penjuru dunia, dan sebagian kaum Muslimin di negeri ini diundang oleh orang-orang Amerika dan orang Kristen lain-nya masuk kedalam rumah mereka untuk merayakan natal dan tahun baru. Tentu saja seharusnya tidak terjadi, karena ini merupakan sesuatu kekeliruan menurut pandangan Islam.

Wahai kaum Muslimin, merayakan Perayaan atau mengucapkan natal dan tahun baru adalah sesuatu yang dilarang oleh syariah. Dan mengambil bagian dalam perayaan orang-orang kafir serta mencontoh mereka dalam masalah dien (agama), sasuatu yang sangat terlarang.

Al-Bukhari meriwayatkan dalam shahih-nya melalui Abu Sa’id Al Khudri r.a bahwa Rasulullah saw bersabda : “kamu akan mengikuti cara-cara dari orang-orang yang sebelum kamu sehasta demi sehasta dan selangkah demi selangkah, walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka”. Kami berkata: “Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksud (mengikuti) Yahudi dan Nasrani?” beliau menjawab: “Siapa lagi?” Dalam Hadits ini Rasulullah melarang orang-orang yang meniru orang-orang kafir, dan itu adalah sebuah hujjah (dalil/alasan syar’i) bahwa itu (merayakan natal dan tahun baru) adalah haram (tertolak), baik untuk mengikuti mereka dalam perayaan natal dan seremonial-seremonial lainnya mereka.

Itu juga jelas bahwa perayaan seremonial orang-orang kafir dan perayaan ulang tahun mereka berarti meniru mereka dan Islam telah menolaknya. Rasulullah saw telah memberi peringatan kepada kita untuk menolaknya.

At-Tirmidzi meriwayatkan melalui Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda: ” Bukan seseorang dari kita (kaum muslimin) yang meniru suatu kaum, jangan meniru orang-orang Yahudi dan Nasrani.” At-Tabrani meriwayatkan melalui Ibnu Umar dan Hudaifah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mengikuti suatu kaum akan menjadi salah satu dari mereka.” Itu juga merupakan bagian dari teks syariah bahwa itu adalah tertolak bagi seorang Muslim yang telah mempunyai hari raya nya sendiri yaitu I’edul Fitri dan I’dul Adha.

Al-Baihaqi meriwayatkan dalam ‘Sunan’-nya dari Anas Bin Malik yang berkata :

” Rasulullah saw datang ke Madinah pada saat orang-orang Madinah mempunyai dua hari pada masa jahiliah (sebelum Islam) yang mereka rayakan, maka beliau saw. berkata: “Aku datang kepadamu pada saat kamu mempunyai 2 hari dari masa jahiliah yang kamu rayakan, dan Allah swt telah menggantikannya 2 hari ini dengan dua hari yang lebih baik: hari raya Kurban dan hari Fitri.” Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Uqbah Ibnu Amir bahwa Rasulullah saw bersabda: “Dan kami mempunyai hari Fitri, hari Kurban dan hari Tasyriq adalah hari besar kami orang-orang Muslim.”

Teks-teks ini disajikan sebagi hujjah yang jelas bahwa itu tertolak bagi kaum Muslimin untuk mempunyai perayaan selain dari pada apa yang telah Allah swt putuskan. Mereka (kaum muslimin) selanjutnya tertolak untuk ambil bagian dalam perayaan orang-orang kafir, dari perayaan seperti upacara mereka, adalah sesuatu yang tertolak seperti menghadiri perayaan mereka, walau pun mereka mengundang. Seperti cara upacara akan menghantar kepada kerusakan dan pemutusan mereka akan menjadi sebuah kesempatan bagi setiap orang-orang fasiq untuk melakukan perbuatan yang berdosa, seperti mengkonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang.

Media masa yang ada cenderung pada peristiwa ini untuk menayangkan program-program yang mempunyai selera yang buruk dan semua jenis ketidaksopanan dan kerusakan. Mereka mencemari pemikiran orang-orang dan mengikis segala jenis moral yang baik, martabat, dan kesucian mereka. Wahai kaum Muslimin! Umat akan terus-menerus tertekan di bawah konsep orang-orang kafir dan akan terus terdominasi. Dan mental kaum Musliminpun akan terus tebentuk sesuai dengan sudut pandang orang-orang barat, kecuali kita mulai membuang semua pemahaman barat yang ada pada diri kita dan berjuang untuk menegakkan Khilafah Rasyidah, yang akan mengimplementasikan kitab Allah swt dan sunnah Rasul-Nya.

Semoga umat Islam ini terhindar dari pengaruh2 luar atau perbuatan2 yang tidak ada contohnya dalam syariat Islam.

Amin... Amin...
Ya Robbal 'Aalamin.

Sumber : Arrahmah.