26/11/2017

Kisah Ukasyah Yang Ingin Mencambuk Rosulullah SAW.


Assalamualaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh.


Kisah ini terjadi pada diri Rosulullah SAW sebelum wafat.
Sewaktu Rosulullah SAW jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah. Pada suatu hari Rosulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rosulullah SAW.

Beliau duduk dengan lemah diatas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya. Kemudian Rosulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yang layak di sembah?" Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rosulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah." Kemudian Rosulullah SAW bersabda: "Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka." Kemudian Rosulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rosulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu. Rosulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia." Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rosullullah SAW berhutang dengan kami? Kamilah yang banyak berhutang kepada Rasulullah".

Rosulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali. Tiba2 bangun seorang laki-laki yang bernama Ukasyah, seorang sahabat mantan preman sebelum masuk Islam, dia berkata: "Ya Rosulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa". Rosulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah". Maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tetsebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rosulullah". Mendengar itu, Rosulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rosulullah." Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pada Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!!" Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rosulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah. Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rosulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?" Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rosulullah". Fatimah terperanjat lalu menangis, dan kemudian berkata: "Kenapa Ukasyah hendak memukul ayahku wahai Bilal? Ayahku sedang sakit, kalau mau memukul, pukullah aku anaknya". Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rosulullah. Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rosulullah sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku". Rosulullah SAW berkata: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rosulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau engkau mau memukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, tapi itu dulu, sekarang tidak lagi, dan sekarang tidak akan ada lagi seorangpun yang boleh menyakiti Rosulullah. Kalau engkau berani menyakiti Rosulullah, maka langkahi dulu mayatku..!." Lalu dijawab oleh Rosulullah : "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah". Ukasyah menuju kehadapan Rosulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Tolib sepupu sekaligus menantu Rosulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah". Lalu dijawab oleh Rosulullah SAW: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah semakin dekat dengan Rosulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rosulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rosulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman." Lalu Rosulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku, duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rosulullah. Engkau duduk diatas sementara aku dibawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini." Rosulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rosulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rosulullah". Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa ber-lama2 dalam keadaan lemah, Rosulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah. Kemudian Rosulullah SAW berkata: "Wahai Ukasyah, lakukanlah segera dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rosulullah, cambuk yang ada ditangannya ia buang jauh-jauh. Kemudian ia memeluk tubuh Rosulullah seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya. Ukasyah berkata: "Ya Rosulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rosulullah. Dan aku melakukan ini hanyalah karna aku ingin agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu ya Rosulullah. Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku sangat takut dengan api neraka ya Rosulullah. Untuk itu Maafkanlah aku ya Rosulullah..."

Rosulullah SAW senyum dan berkata: "Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rosulullah SAW.||

Semoga dengan membaca kisah ini, maka kecintaan kita kepada Rosulullah semakin kuat. Dan apabila kita sempat mengluarkan air mata atau setidaknya membuat hati kita tersentuh, berarti itu sudah menandakan kecintaan kita kepada Rosulullah Kekasih Allah. Mari kita buktikan dengan perbuatan sebagai bukti kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad. Allahumma sholli 'alaihi wassalam ...

Semoga Allah SWT. Selalui meridhoi kita semua, Amiiin..

Sekian dan Terima Kasih

☆ Wassalam ☆

<< = = = ☆ = = = >>