29/04/2017

Kejadian Aneh Pada Jenazah (Kisah nyata).

Kali ini Blog Religie ingin berbagi cerita tentang proses pengurusan jenazah seorang pejabat di suatu kota di Jawa Timur.

Kisah ini penulis kutip dari suatu situs. Nama dan alamat sengaja disembunyikan.

Kisah ini diceritakan langsung oleh seorang Modin (pengurus jenazah).

Ini penuturan selengkapnya:

Saya terlibat dlm pengurus jenazah lebih dari 16 tahun. Berbagai macam pengalaman telah banyak saya lalui dan bermacam-macam jenis mayat juga sudah banyak saya tangani. Ada yg meninggal dunia akibat kecelakaan, sakit tua, sakit jantung, bunuh diri dan sebagainya.

Pada suatu ketika, ada seseorang meminta saya utk mengurus jenazah Bapaknya. Saya menyanggupi atas permintaan tsb dan saya pergi kerumah almarhum. Sesampainya saya kerumah almarhum, tiba-tiba saya tercium bau yg sangat menyengat. Baunya cukup memualkan perut. Sudah banyak saya mengurus jenazah, tapi blm pernah saya menjumpai mayat yg sebusuk ini. Ketika saya lihat wajah almarhum, saya tersentuh. Karena saya melihat wajahnya seperti wajah orang yg ketakutan.

Kemudian saya mengambil kain kafan yg dibeli oleh anak almarhum dan saya potong. Kebetulan pula disitu ada dua orang yg pernah mengikuti kursus "fardu kifayah" atau pengurus jenazah yg pernah saya ajar. Saya ajak mereka mambantu saya dan mereka setuju. Sewaktu dlm proses memandikan jenazah, sekedar utk diketahui pembaca, apabila memandikan jenazah, maka badan jenazah tsb perlu dibangunkan sedikit, demi utk mempermudah mengeluarkan kotoran yg tersisa dgn mengurut-urut perutnya.

Ketika saat saya mengurut-urut perut almarhum, saya sangat terkejut. Karena kotoran yg seharusnya keluar dari dubur akan tetapi kotoran tsb keluar melalui mulutnya. Hati saya berdebar-debar. Apa yg sdg terjadi di depan saya ini? Telah dua kali mulut mayat ini memuntahkan kotoran, saya harap hal itu tdk terulang lagi ketika saya mengurut perutnya utk kali terakhir.

Tapi apa mau dikata, Tuhan berkehendak lain, ketika saya mengurut perutnya, maka terjadi lagi yaitu keluarnya kotoran bersama beberapa ekor ulat yg masih hidup dari mulutnya. Ulat tsb seperti ulat belatung. Sebenarnya almarhum meninggal dunia akibat serangan jantung. Dan waktu kematiannya blm terlalu lama, msh dlm tempo yg begitu singkat, tapi mengapa mayatnya menjadi seperti ini? Saya lihat wajah anak almarhum seperti terkejut. Mungkin malu atas aib yg terjadi pd Bapaknya. Kemudian saya tengok dua orang pembantu tadi, mereka juga terkejut dan panik. Saya katakan kpd mereka,"Inilah ujian Allah terhadap kita".

Kemudian saya minta salah satu seorang dari pd pembantu tadi pergi memanggil semua anak si almarhum. Almarhum pada dasarnya seorang yg beruntung karena mempunyai tujuh orang anak, kesemuanya laki-laki. Seorang berada diluar negeri dan enam lagi berada di rumah. Ketika semua anak almarhum masuk, saya nasehati mereka. Saya mengingatkan mereka bahwasanya tanggung jawab saya adalah membantu menguruskan jenazah Bapak mereka, bukan menguruskan semuanya, tanggung jawab ada pada ahli waris. Sepatutnya sbg anak, mereka yg lebih afdol menguruskan jenazah Bapak mereka itu, bukan hanya imam, bilal, atau guru.

Saya kemudian meminta izin serta bantuan mereka utk menunggingkan mayat ini. Ketika mayat tsb ditunggingkan, tiba-tiba keluar ulat-ulat yg masih hidup, hampir sebaskom banyaknya. Baskom itu kira-kira besar sedikit dari penutup saji meja makan. Subhanallah suasana menjadi makin panik. Benar-benar kejadian yg luar biasa dan sulit diterima akal. Saya terus berdoa dan berharap tdk terjadi lagi kejadian yg lebih ganjil.

Selepas itu saya memandikan kembali mayat tersebut dan saya ambilkan wudhu. Saya meminta anak-anaknya kain kafan. Saya bawa mayat kedlm kamarnya dan tdk diijinkan seorangpun melihat upacara itu terkecuali waris yg terdekat, sebab saya takut kejadian yg lebih aib akan terjadi.

Peristiwa apa pula yg terjadi setelah jenazah diangkat kekamar dan hendak dikafani. Takdir Allah jua yg menentukan. Ketika mayat ini diletakkan diatas kain kafan, saya dapati kain kafan itu hanya cukup menutupi ujung kepala dan kaki tdk ada lebih, maka saya tak dpt mengikat kepala dan kaki. Tdk keterlaluan juga kalau saya katakan seperti kain kafan itu tdk mau menerima mayat tadi. Tdk apalah, mungkin saya yg khilaf dikala memotongnya. Lalu saya ambil pula kain, saya potong dan tampung di tempat-tempat yg kurang. Memang kain kafan jenazah itu jadi sambung-menyambung. Tapi apa mau dikata, itulah yg dpt saya lakukan.

Dlm waktu yg sama saya berdoa kpd Allah "Ya Allah, jgn kau hinakan jenazah ini ya Allah, cukuplah sekedar peringatan kpd hamba-Mu ini. Selepas itu saya beri taklimat tentang sholat jenazah. Satu lagi masalah timbul, Jenazah tdk dpt dihantar ke tanah pekuburan karena tdk ada mobil jenazah.

Baca Sambungannya ⏩